Uang bisa menimbulkan masalah bagi
pasangan. Dalam beberapa kasus, masalah keuangan bahkan bisa merenggangkan
hubungan.
Mary Claire Allvine, seorang
perencana keuangan dan penulis buku “The Family CFO: The Couple's Business Plan
for Love and Money” mengatakan kepada SmartMoney Magazine, “Orang cenderung
emosional dan reaktif tentang uang."
Sebagian besar orang tidak akan
memperhatikan masalah finansial jika belum menghadapi kesulitan. Dalam sebuah
usaha untuk memperbaiki keuangan, kami memaparkan tujuh kesalahan finansial
terbesar pasangan suami-istri, dan juga solusi masalah tersebut.
1. Memisahkan keuangan pasangan
Tidak ada lagi “punyamu punyamu”
atau “punyaku punyaku” dalam hubungan suami-istri. Membedakan biaya tagihan
dengan rekening terpisah membuat kalian lebih mirip teman tidur belaka, bukan
pasangan suami-istri.
Menurut Huffpost Wedding,
pemisahan biaya kebutuhan rumah tangga bisa menimbulkan kebencian dalam sebuah
pernikahan ketika seorang pasangan mengeluarkan uang lebih banyak dari yang
lainnya. Hal itu juga mendorong orang yang berkontribusi lebih banyak untuk
mendominasi masalah keuangan.
Pelajari cara mengatur keuangan
sejak awal pernikahan guna menghindari masalah besar di kemudian hari.
2. Tidak peduli masalah utang pasangan
Menurut survei yang dilakukan
SmartMoney, utang adalah penyebab utama perdebatan antara suami-istri. Kecuali
jika Anda telah melindungi aset-aset Anda dari kreditor pasangan Anda ketika
sedang dalam masa perceraian, cara terbaik untuk Anda adalah menemukan cara
memecahkan masalah utang bersama-sama.
3. Menyembunyikan rahasia keuangan dari pasangan
Keintiman fisik dalam sebuah sebuah
pernikahan itu bagus, namun di lain sisi, keintiman dalam hal finansial tidak
terlalu bagus. Mengeluarkan uang tanpa sepengetahuan pasangan Anda bisa
menimbulkan rasa benci dan tidak percaya.
Money Talk News menganjurkan
pembayaran tagihan rumah tangga sebaiknya diambil dari akun bersama yang
memperbolehkan setiap pasangan untuk mengetahui keuangan pribadi, dengan
demikian, Anda tidak perlu merahasiakan keuangan masing-masing.
4. Tidak mengambil tanggung jawab finansial sendiri
Meskipun dalam sebagian besar
hubungan, tanggung jawab keuangan dipegang oleh satu orang, pasangan
suami-istri harus berbagi tanggung jawab finansial. Pasangan suami-istri harus
sama-sama mengetahui PIN ATM, catatan keuangan, dan informasi keadaan finansial.
Erin Burt, Kontributor Editor
Kiplinger.com, menyarankan agar Anda membicarakan pengeluaran bulanan dengan
pasangan Anda sebagai salah satu cara untuk membagi tanggung jawab finansial.
5. Masalah kebiasaan pengeluaran pasangan
Suami bisa berhemat, sementara
istri tipe orang yang boros, apa ada harapan untuk pasangan itu? Nancy Anderson
dari Forbes.com, mengatakan, “...pasangan yang sukses adalah pasangan yang
tidak mencoba mengubah pasangan satu sama lain. Mereka menyesuaikan pengeluaran
dari pasangan masing-masing agar dapat berhasil untuk keduanya.”
6. Tidak memiliki anggaran keuangan
Menetapkan sebuah anggaran
finansial tidak hanya memungkinkan pasangan untuk membicarakan keadaan keuangan
mereka, tapi juga memfasilitasi pembicaraan tentang tujuan finansial masa depan
dan rencana bersama yang harus diwujudkan.
7. Tidak membicarakan investasi finansial
Salah satu dari Anda mau
mengambil sebuah investasi yang lebih berisiko dari pasangan, lalu kenapa?
SmartMoney menyarankan agar pasangan suami-istri memikirkan itu sebelum
mengambil keputusan. Komunikasi dan saling mengutarakan tujuan memegang peran
penting pada keinginan kedua pasangan untuk berkompromi dan terlibat secara
aktif dalam meraih kesuksesan finansial bersama.
(yh/dd)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar