Setiap negara tentu memiliki istana kepresidenan
tempat kepala negara berkantor. Istana-istana itu juga pasti menyimpan sejarah
panjang tentang kondisi negara itu, baik ketika masa revolusi maupun sesudah
masa kemerdekaan.
Peristiwa terbakarnya Istana Negara di Jakarta kemarin
menimbulkan sejumlah tanya sekaligus kekhawatiran tentang kondisi bangunan dan
sistem pemeliharaan bangunan penting di suatu negara.
Tak hanya istana negara kita saja yang pernah terbakar
seperti kejadian kemarin, sejumlah negara juga istana kepresidenannya pernah
terbakar.
Berikut catatan sejarah tentang istana
kepresidenan suatu negara yang pernah terbakar.
1.
Istana Malacanang, Filipina
Istana presiden ini terletak di sepanjang Sungai
Pasig. Gedung ini dibangun oleh aristokrat asal Spanyol, Don Luis Rocha.
Rancangan struktur istana ini kemudian dijual kepada Kolonel Jose Miguel
Formente dan kemudian dibeli oleh negara pada 1825.
Setelah perang Spanyol-Amerika, istana ini menjadi
tempat berkantor Gubernur Sipil Amerika. Pada 1863 istana ini mulai menjadi
kediaman kepala negara.
Setelah Perang Dunia Kedua, istana ini menjadi tempat
Mahkamah Agung selepas terjadi pertempuran di Manila pada Februari 1945.
Pemerintah Filipina pernah berencana menghancurkan istana ini untuk dibangun
gedung pencakar langit setelah istana ini hangus terbakar pada 1992. Namun
rencana itu tidak jadi lantaran dana yang dibutuhkan tidak mencukupi. Presiden
Fidel V Ramos kemudian memimpin pembangunan kembali istana ini.
2.
Istana Kepresidenan Kairo, Mesir
Pada Februari bulan lalu Istana Kepresidenan di Ibu
Kota Kairo, Mesir, sempat terbakar lantaran sejumlah demonstran marah dan
melempari istana itu dengan bom molotov.
Para demonstran itu marah karena terbunuhnya lebih
dari 50 orang pada unjuk rasa menentang Presiden Muhammad Mursi terkait hukuman
mati oleh pengadilan terhadap 21 warga Kota Port Said. Mereka dijatuhi hukuman
mati lantaran terlibat kerusuhan antar pendukung sepak bola pada Februari 2012.
Pihak keamanan menuding para demonstran yang membakar
istana presiden itu mencoba merangsek masuk.
3.
Gedung Putih, Amerika Serikat
Presiden pertama Amerika Serikat George Washington
memilih lokasi Gedung Putih pada 1791. Arsitek kantor presiden Amerika ini
adalah seorang kelahiran Irlandia bernama James Hoban.
Pasukan Inggris pernah membakar gedung putih pada
perang di tahun 1814. James Hoban kemudian ditunjuk untuk membangun kembali
kediaman presiden itu. Presiden James Monroe kemudian menempati gedung itu pada
1817.
Pada 1902 Presiden Theodore Roosevelt merombak gedung
putih besar-besaran. Kurang dari 50 tahun setelah itu struktur bangunan gedung
Putih mulai menunjukkan kerapuhan. Presiden Harry S. Truman kemudian merenovasi
Gedung Putih dengan bantuan arsitek Lorenzo Winslow.
4.
Istana Kepresidenan La Moneda, Chili
Istana presiden Chili ini dibangun oleh arsitek asal
Italia Joaquin Toesca. Konstruksi bangunan istana ini dimulai pada 1784 dan
mulai digunakan pada 1805. Istana ini juga pernah menjadi tempat pembuatan koin
sejak 1814 hingga 1929.
Pada Juni 1845 semasa kepemimpinan Presiden Manuel
Bulnes istana ini mulai digunakan sebagai kediaman presiden.
Pihak militer Chili pada 1973 sempat menyerang istana
kepresidenan La Moneda dengan tank, jet tempur, dan tentara hingga istana itu
terbakar.
Peristiwa yang terjadi pada 11 September selalu
diperingati oleh warga Chili karena merupakan sejarah paling gelap bagi bangsa
itu.
5.
Istana Kepresidenan Nanjing, China
Istana ini terletak di kota kuno di wilayah sungai
Yangtze. Kini istana seluas 120 meter persegi ini juga dijadikan museum sejarah
kuno China. Istana kepresidenan ini telah berumur lebih dari 600 tahun sejak
awal Dinasti Ming.
Pada 1853 pasukan Taiping menduduki Kota Najing
kemudian mereka memperluas bangunan istana. Dinasti Qingjun kemudian juga
menyerang Nanjing dan membakar istana itu pada 1870.
(unikoke/dd)